Psikologi Internet dalam Lingkup Transpersonal : Global
Brain dan Peran Internet.
A. Pengertian Global Brain
Global Brain merupakan
konseptualisasi dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh manusia di
muka bumi ini secara bersama-sama dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi yang menghubungkan mereka untuk menjadi cerdas, sehingga brain atau
otak itu menjadi sistem yang mengatur dirinya sendiri. Internet pun menjadi
lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih menyeluruh, juga semakin mengikat umat manusia bersama-sama ke
dalam sistem pengolahan informasi tunggal yang berfungsi seperti sistem saraf
untuk planet Bumi. Kecerdasan jaringan ini bersifat kolektif atau
didistribusikan (tidak terpusat atau lokal dalam setiap individu tertentu,
organisasi atau sistem komputer). Hal seperti ini bukan muncul dari jaringan
dinamis interaksi antara komponen-komponennya tetapi merupakan properti khas
dari sistem adaptif yang kompleks.
B.
Peran internet
Internet merupakan sebuah dunia tanpa ada penguasa. Artinya semua orang mempunyai hak yang sama di internet. Karena itu, internet merupakan dunia yang bebas dimasuki tanpa harus terikat dengan peraturan-peraturan Negara tertentu dan tidak dibatasi dengan batas-batas wilayah territorial.
Internet merupakan sebuah dunia tanpa ada penguasa. Artinya semua orang mempunyai hak yang sama di internet. Karena itu, internet merupakan dunia yang bebas dimasuki tanpa harus terikat dengan peraturan-peraturan Negara tertentu dan tidak dibatasi dengan batas-batas wilayah territorial.
Ada dua peranan penting
dari internet :
a) Sebagai sumber data dan informasi :
Internet menyimpan berbagai jenis informasi dalam jumlah tanpa batas.
b) Sebagai sarana pertukaran data dan
informasi : Internet sebagai sarana pertukaran informasi dari satu komputer ke
komputer lain, tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua komputer tersebut.
C. Mediasi
Secara etimologi (bahasa), mediasi berasal dari Bahasa Latin “mediare” yang berarti berada di tengah. Mediasi merupakan suatu upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi juga disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider.
Adapun pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses
damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada
seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg
bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap
efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak
mediator ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai salah satu
mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak masyarakat
dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
Peran
Internet sebagai mediasi mengakibatkan terbentuknya :
A.
Consciousness
Conscience dalam bahasa
Perancis bisa diartikan sebagai
“hati nurani“ dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “sadar“ atau persepsi atau kesadaran, dan
komentator dan penerjemah dari Durkheim tidak setuju. Adapun “kolektif“,
Durkheim membuat jelas bahwa ia tidak reifying atau hypostaizing konsep ini,
baginya itu adalah “kolektif“ hanya dalam artian itu adalah umum untuk banyak
individu ; cf. Fakta sosial. Selain itu, Menurut teori Jung seperti yang dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi
Kepribadian, consciousness muncul
pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur
kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai
mengenal manusia dan ojek disekitarnya.
Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah
ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan
persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk ke kesadaran. Tanpa
seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman
yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring pengalaman, ego berusaha
memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan memberi orang perasaan kontinuitas
dan identitas.
Model
of Consciousness adalah penjelasan teoritis yang
menghubungkan antara bagian kesadaran dalam otak manusia dan fenomena
kesadaran. Model of consciousneess
antara lain:
Ø Global
Workspace Models, dikemukakan oleh Baars (1988)
Ø Multiple
Draft Theory, dikemukakan oleh Daniel Dennett (1991)
Ø The
Dynamic Core, dikemukakan oleh Tononi and Edelman (1998)
Ø Information
Integration dikemukakan oleh Tononi (2004)
Ø Thalamocortical
rhythms dikemukakan oleh Llinas, Ribary, Contreras & Pedroarena (1998)
Ø Coalitions
of Neurons dikemukakan oleh Crick and Koch (1990)
Ø Field
Models dikemukakan oleh Kinsbourne (1988)
Meskipun teori mengenai model of consciousness sangat beragam,
namun benang merah dari semua pendekatan yang beragam tersebut adalah
mempelajari korelasi antara aktivitas otak dan aspek kesadaran manusia.
B.
Unconsciousness
Dalam teori yang di kemukakan oleh Sigmund Freud,
kepribadian manusia di ibaratkan seperti gunung es, dimana yang kita ketahui
hanya sedikit bagian di ujung gunung es, dan bagian terbesar dari kepribadian
berada pada alam tidak sadar, dalam teori Freud alam tidak sadar bersifat absrtak dan berupa
gagasan dan dorongan-dorongan,
tidak seperti alam sadar yang berhubungan langsung dengan dunia nyata. Namun
tidak berarti alam tidak sadar tidak dapat berhubungan dengna dunia nyata, seringkali
alam tidak sadar kita mendorong dan mencoba untuk memasuki alam sadar kita
dengan mengelabui primary sendor yang memiliki tugas untuk memfilter
hal-hal yang akan di lakukan oleh alam sadar kita, alam tidak sadar menyelinap
seakan akan ingatan-ingatan
itu baik dan berguna jika dilakukan oleh alam sadar kita. Ketika ingatan
tersebut masuk kea lam sadar kita, kita tak lagi mengenali mereka seperti apa
adanya; kita justru melihatnya sebagai pengalaman yang relative menyenangkan dan tak mengancam.
Pada banyak kasus, gambaran-gambaran
tersebut memiliki motif-motif seksual atau agresi yang kuat, karena perilaku
seksual dan agresi pada masa kanak-kanak seringkali diganjar dengan tekanan dan
hukuman. Tekanan dan hukuman ini seringkali menciptakan kecemasan dan memicu
represi, yaitu dorongan agar pengalaman yang tidak diinginkan serta membawa
kecemasan masuk ke alam tidak sadar yang melindungi kita dari rasa sakit
akibat kecemasan tersebut.
Dalam kaitannya peran internet dalam
menciptakan suasana unconsciousness, dunia maya menyediakan tempat dalam pemenuhan dorongan dorongan
seksual dan agresi yang berada dalam alam tidak sadar kita, dalam dunia maya
kita secara bebas mengakses informasi yang positif dan juga yang negative,
seperti akses video porno yang akan memberi kesenagna seksual, alam tidak sadar
kita dapat dengan mudah mempengaruhi perasaan kita bahwa “melihat video porno
itu tidak papa, toh tidak ada yang tahu” alam tidak sadar menyelinap kealam
sadar seperti itu, dengan sangat mudahnya alam sadar kita terpengaruh oleh alam
tidak sadar kita.
C.
Collective Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang paling kontroversial; suatu
sistem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus
patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Menurut Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi
cetak biru bukan hanya mengenai fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian.
Taksadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur,
baik leluhur dalam wujud manusia maupun leluhur pramanusia/binatang (ingat
teori evolusi Darwin). Ingatan yang
diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas
generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik,
tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi
untuk memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang
diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego,
taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari
pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif yang menyeleksi
dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan taksadar kolektif
sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah dilupakan/diabaikan.,
dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah. Mengabaikan taksadar
dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi
menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan psikologis. Isi utama
dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul ke kesadaran dalam
wujud simbolisasi. (Alwisol:2004).
Hal ini diusulkan untuk menjadi bagian dari pikirin bawah sadar, dinyatakan dalam kemanusian dan semua bentuk kehidupan dengan sistem saraf, dan menjelaskan bagaimana struktur jiwa mandiri mengatur pengalaman. Jung dibedakan ketidaksadaran kolektif dari ketidak sadaran pribadi, dalam ketidaksadaran pribadi adalah reservoir pribadi pengalaman unik untuk setiap individu, sedangkan terkumpul ketidaksadaran kolektif dalam cara yang sama dengan masing-masing anggota dari suatu spesis tertentu. Isi dari ketidaksadarn kolektif disebut arketipe, ada berbagai macam arketipe, seperti anima, animus, great mother, wisdom old man, superhero, dan diri sendiri. Arketipe dari generasi ke generasi dapat membuat berbagai mediasi, salah satunya melalui media internet, sebagai contoh adalah superhero yang di definisikan sebagai seseorang yang memiliki kekuatan melawan orang jahat yang menghancurkan orang banyak, pengenalan atau pengendapan arketipe superhero dari generasi dapat dilakukan slah satunya melalui media internet, banyak sekali cerita yang mendefinisikan superhero dari berbagai dunia mengenai superhero, kita tanpa harus hidup di masa lalu dapat menhetahui apa itu super hero melalui cerita dan artikel yang dimuat di media internet.
Hal ini diusulkan untuk menjadi bagian dari pikirin bawah sadar, dinyatakan dalam kemanusian dan semua bentuk kehidupan dengan sistem saraf, dan menjelaskan bagaimana struktur jiwa mandiri mengatur pengalaman. Jung dibedakan ketidaksadaran kolektif dari ketidak sadaran pribadi, dalam ketidaksadaran pribadi adalah reservoir pribadi pengalaman unik untuk setiap individu, sedangkan terkumpul ketidaksadaran kolektif dalam cara yang sama dengan masing-masing anggota dari suatu spesis tertentu. Isi dari ketidaksadarn kolektif disebut arketipe, ada berbagai macam arketipe, seperti anima, animus, great mother, wisdom old man, superhero, dan diri sendiri. Arketipe dari generasi ke generasi dapat membuat berbagai mediasi, salah satunya melalui media internet, sebagai contoh adalah superhero yang di definisikan sebagai seseorang yang memiliki kekuatan melawan orang jahat yang menghancurkan orang banyak, pengenalan atau pengendapan arketipe superhero dari generasi dapat dilakukan slah satunya melalui media internet, banyak sekali cerita yang mendefinisikan superhero dari berbagai dunia mengenai superhero, kita tanpa harus hidup di masa lalu dapat menhetahui apa itu super hero melalui cerita dan artikel yang dimuat di media internet.
KESIMPULAN :
Setelah
beberapa istilah telah dijelaskan sebelumnya, kami berpendapat bahwa peran
internet sebagai mediasi memang dapat membuat terbentuknya model/kondisi consciousness unconsciousness maupun collective unconsciousness.
Karena mediasi memiliki arti sebagai penengah yang menengahi permasalahan
anatara kedua belah pihak, jadi jika dikaitkan dengan teori dari Jung yang menyatakan bahwa diferensiasi
kesadaran itu adalah ego. Sehingga ego disini memiliki peran sebagai mediasi
atau penengah dari struktur kepribadian id dan super ego. Id merupakan struktur
kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip kesenangan, sedangkan super ego
merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip moralitas dan
idealis. Ketika internet sudah sangat menjamur di jaman ini dan memang memiliki
peran cukup berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai sumber
informasi ataupun media untuk berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring
sosial, faktanya ketergantungan terhadap dunia internet membuat seseorang
menjadi lupa diri. Seseorang cenderung mengutamakan kepuasan dirinya yaitu Id
dibandingkan realita yang seharusnya dia dapat lebih bijak menggunakan super
egonya. Karena itulah disini sangat dibutuhkan peran ego untuk menengahi segala
permasalahan yang ada, yang ia hadapi dalam kebijakan menggunakan internet itu
sendiri. Namun memang tak dapat dipungkiri bahwa dari sisi positif yang telah
banyak memberikan informasi atau wawasan baru bagi penggunanya membuat pengguna
memiliki lebih banyak informasi yang kemudian dari informasi yang ia dapatkan
tersebut ia realisasikan pada kehidupan sehari-harinya sehingga terbentuklah
pengalaman yang mendorong collective unconsciousness orang tersebut.
SUMBER :
http://sitilestariayu.blogspot.co.id/2014/01/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup.html
Kinerja Kelompok :
NPM
|
Nama
|
Jobdesk
|
Link
|
|
11514875
|
Ayu Lestari
|
Mencari materi dan penyedia internet
|
http://tariayulestariayu.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-internet-dalam-lingkup.html | |
11514343
|
Annette Jessica
|
Mencari materi dan penyedia fasilitas (laptop)
|
http://annettjessica15.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-internet-dalam-lingkup_99.html | |
18514632
|
Putri Wulandari
|
Mencari materi dan konsumsi
|
http://putriwulandari1807.blogspot.co.id/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html | |
16514340
|
Mahmudia Ratri Kirana
|
Mencari materi dan penyedia tempat
|
http://kiranaratri02.blogspot.co.id/2015/12/2pa04-tugas-3-psikologi-dan-internet.html | |
16514066
|
Lidya Fitri Febriyanti
|
Mencari materi dan konsumsi
|
http://lidyafitrif.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-internet-dalam-lingkup.html | |
16514043
|
Lestia
Susilawati
|
Mencari
materi dan konsumsi
|
http://lesccyyasusilawati.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-internet-dalam-lingkup.html | |