Senin, 09 Mei 2016

Analisis Film “Silver Linings Playbook”



SOFTSKILL KESEHATAN MENTAL
Analisis Film “Silver Linings Playbook”
Kelompok 4
1.    Narulita Septa Aminingtyas (17514820)
2.    Nurul Fadillah KW (18514263)
3.    Putri Wulandari (18514632)
4.    Vidiani Nur Hayyu (1C514035)

2PA04






2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya. Pada fase turun atau yang disebut sebagai periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara.
Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Silver Linings Playbook menceritakan mengenai Pat Solitano, Jr. (Pat) yang dikirim ke rumah sakit jiwa karena bipolar disorder (kepribadian ganda). Sebelumnya Pat dipisahkan dari istrinya, Nikki, karena dia memukul selingkuhan istrinya hingga hampir meninggal. Setelah tinggal di rumah sakit selama 8 bulan, Pat kembali ke rumah orangtuanya, bertekad untuk ‘hidup’ kembali, selalu berpikiran positif, dan ingin rujuk dengan Nikki. Ayahnya diberhentikan dari pekerjaannya dan berusaha mengumpulkan uang untuk membuka restoran dengan cara menjadi bandar judi olahraga. Beberapa saat tinggal di rumah orangtuanya, Pat mengalami kesulitan beradaptasi. Seorang temannya, Ronnie, mengundangnya untuk makan malam di rumahnya. Saat acara makan malam ini, Pat dipertemukan dengan Tiffany Maxwell (Tiffany), adik ipar Ronnie yang juga mengalami depresi, dipecat dari pekerjaannya setelah suaminya meninggal.

2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah Bipolar itu?
2.      Apa saja gangguang bipolar?
3.      Bagaimana cara menanggulangi bipolar?
4.      Apa saja gejala dari Bipolar?


3.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui secara luas tentang penyakit bipolar
2.      Mengenali ciri-ciri bipolar.
3.      Menambah wawasan para pembaca makalah tentang penyakit Bipolar
4.      Mengetahui gejala dari Bipolar



BAB 2
PEMBAHASAN
1.      Sinopsis Film
Silver Linings Playbook merupakan sebuah film drama-komedi romantis yang ditulis dan disutradarai oleh David O. Russell. Film in merupakan film yang diadaptasi dari novel ''The Silver Linings Playbook'' karangan Matthew Quick. Film yang dirilis pada tahun 2012 ini dibintangi oleh Bradley Cooper dan Jennifer Lawrence. Robert De Niro, Jacki Weaver, Chris Tucker, Anupam Kher, dan Julia Stiles juga turut membintangi film ini.
Cooper berperan sebagai Patrick "Pat" Solitano, pria yang memiliki gangguan bipolar, yang keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal kembali bersama kedua orang tuanya (De Niro dan Weaver). Bertekad untuk mendapatkan kembali istrinya yang menjauh darinya, Pat berjumpa dengan randa bernama Tiffany Maxwell (Lawrence). Tiffany menawarkan kepada Pat bahwa ia akan membantu Pat mendapatkan kembali istrinya bila ia bersedia ikut dalam kompetisi dansa dengan Tiffany. Keduanya menjadi dekat dikarenakan latihan yang mereka jalani dan Pat, ayahnya, dan Tiffany menyusuri hubungan mereka satu dengan yang lain seiring mereka mengatasi masalah yang ada.

Poster Film ‘Silver Linings Playbook’

2.      Analisis Film
Pat Sr. memiliki penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang menyebabkan hidupnya menjadi terganggu. Pat Sr. yang seharusnya menjalani pengobatan gangguan pada dirinya tersebut. Pat tidak mau menjalani pengobatan di rehabilitas karena merasa dirinya sehat dan tidak ada gangguan. Gangguan bipolar itu selalu kambuh ketika dia mendengar lagu pernikahannya dengan istrinya karna mengingatkan akan kejadian saat istrinya selingkuh dengan guru sejarah, sesama temannya mengajar.
Pat tidak bisa mengkontrol emosinya maka dari itu dia selalu marah-marah tidak jelas dan secara tiba-tiba. Hingga akhirnya Pat bertemu dengan Tiffany, adik ipar dari sahabatnya yang memiliki penyakit depresi karna telah di pecat dari pekerjaannya dan di tinggal mati dengan suaminya.
Mereka semua adalah penderita gangguan psikologis yang punya ketidak stabilan emosi dan perilaku masing-masing. Konflik yang timbul baik secara internal dalam diri karakternya ataupun di eksternal yang muncul akibat gangguan psikologis tersebut-lah yang membuat film ini jadi jauh lebih menarik dan dinamis. Konflik antara Pat dan Tiffany jadi jauh lebih menarik karena gangguan mental mereka masing-masing. Emosi yang meledak-ledak hingga kata-kata absurd yang seringkali muncul membuat hubungan keduanya menjadi menarik. Hal yang sama berlaku pada konflik yang menyangkut Pat Sr. Dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang ia miliki, tingkahnya pun tidak kalah unik, dan jika ada satu hal saja yang mengganggu keteraturannya, ia akan begitu terganggu.
Karna terlalu sering bertemu dan bersama, Pat dan Tiffany akhirnya jatuh cinta. gangguan mental yang dialami oleh Pat dan Tiffany mulai membaik bukan semata-mata karena cinta, tapi berkat adanya rutinitas latihan dansa mereka. Bagi penderita gangguan emosi, kegiatan khususnya yang menguras fisik akan sangat membantu bagi mereka dalam mengontrol emosi. Jadi saya tidak sedikitpun merasa adanya anggapan cinta dapat menyembuhkan segalanya. Namun memang cinta dapat memberikan sebuah dukungan batin yang cukup kuat dalam penyembuhan penyakit mental, itulah yang saya rasakan dalam Silver Linings Playbook. Pat yang sebenarnya butuh dimengerti akhirnya menemukan Tiffany yang punya kondisi mental yang sama dengan dirinya, dan justru jadi orang yang paling mengerti Pat, dengan caranya sendiri tentunya.

3.      Pengertian Bipolar
Gangguan bipolar atau sering disebut juga dengan manicdepresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energy, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan dpresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu. Seseorang yang mengidap bipolar disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini. Kadang penderita yang memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi,energy dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya.
Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian. Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. Setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. Beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup







4.      TIPE-TIPE BIPOLAR
Bipolar terbagi dalam 2 tipe, yaitu:

    Bipolar tipe 1, yaitu kondisi dimana ciri kutub positif dapat mencapai level tertinggi atau mania, sedangkan lebel depresi tidak terlalu dalam.
    Bipolar tipe 2, yaitu kondisi ciri depresi yang dapat sangat rendah, sedangkan kutub positifnya pada tingkat hipomania.

5.      GEJALA-GEJALA BIPOLAR
a. Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
  • Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
  • Sangat mudah dikacaukan
  • Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
  • Menjadi gelisah
  • Tidur yang sedikit
  • Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
  • Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
b. Gejala-gejala dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
  • Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Merasa lelah atau "slowed down"
  • Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
  • Menjadi gelisah atau teriritasi
  • Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
  • Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
c. Gejala-gejala dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
d. Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
  1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
  2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
  3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
  4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
  1. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
  2. Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
  3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
  4. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
  5. Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.

5.      PENGOBATAN BIPOLAR
Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat. Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis. Sebagian besar penderita gangguan bipolar dapat membaik tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Perujukan ke rumah sakit biasanya dilakukan jika gejala makin parah dan dikhawatirkan perilaku penderita dapat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, seperti misalnya bunuh diri.

6.      PENYEBAB BIPOLAR
Hingga kini para ahli belum mengetahui penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun penyakit bipolar diduga dapat terpicu oleh beberapa faktor berikut ini:
           Adanya gangguan pada produksi atau keseimbangan zat-zat pengantar sinyal antar saraf di dalam otak, sehingga kinerja saraf yang bertugas mengatur suasana hati menjadi terganggu.
           Faktor genetika atau keturunan, mengingat sebagian besar kasus gangguan bipolar dialami oleh mereka yang juga memiliki saudara atau orang tua dengan kondisi yang sama.
Faktor pemicu lain adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami tekanan dalam hidupnya, misalnya seperti ditinggal mati oleh orang yang dicintai, perceraian, putus hubungan dengan kekasih, tekanan di dalam keluarga, sekolah, atau dunia kerja, serta pengalaman pelecehan.


























BAB 3
PENUTUP
Pat adalah seorang yang menderita gangguan kejiwaan bipolar. Dari perilakunya yang memiliki tingkat emosional yang tinggi serta berubah secara tiba-tiba. Gangguan bipolar atau sering disebut juga dengan manicdepresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energy, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan dpresi.
Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat. Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis. Pat pun juga melakukan kegiatan untuk mengurangi penyakitnya tersebut dan sekarang penyakitnya sudah mulai berkurang dengan melakukan berbagai perubahan pola hidupnya.

















DAFTAR PUSTAKA




SOFTSKILL KESEHATAN MENTAL
Analisis Film “Silver Linings Playbook”
Kelompok 4
1.    Narulita Septa Aminingtyas (17514820)
2.    Nurul Fadillah KW (18514263)
3.    Putri Wulandari (18514632)
4.    Vidiani Nur Hayyu (1C514035)

2PA04






2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya. Pada fase turun atau yang disebut sebagai periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara.
Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Silver Linings Playbook menceritakan mengenai Pat Solitano, Jr. (Pat) yang dikirim ke rumah sakit jiwa karena bipolar disorder (kepribadian ganda). Sebelumnya Pat dipisahkan dari istrinya, Nikki, karena dia memukul selingkuhan istrinya hingga hampir meninggal. Setelah tinggal di rumah sakit selama 8 bulan, Pat kembali ke rumah orangtuanya, bertekad untuk ‘hidup’ kembali, selalu berpikiran positif, dan ingin rujuk dengan Nikki. Ayahnya diberhentikan dari pekerjaannya dan berusaha mengumpulkan uang untuk membuka restoran dengan cara menjadi bandar judi olahraga. Beberapa saat tinggal di rumah orangtuanya, Pat mengalami kesulitan beradaptasi. Seorang temannya, Ronnie, mengundangnya untuk makan malam di rumahnya. Saat acara makan malam ini, Pat dipertemukan dengan Tiffany Maxwell (Tiffany), adik ipar Ronnie yang juga mengalami depresi, dipecat dari pekerjaannya setelah suaminya meninggal.

2.      Rumusan Masalah
1.      Apakah Bipolar itu?
2.      Apa saja gangguang bipolar?
3.      Bagaimana cara menanggulangi bipolar?
4.      Apa saja gejala dari Bipolar?


3.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui secara luas tentang penyakit bipolar
2.      Mengenali ciri-ciri bipolar.
3.      Menambah wawasan para pembaca makalah tentang penyakit Bipolar
4.      Mengetahui gejala dari Bipolar



BAB 2
PEMBAHASAN
1.      Sinopsis Film
Silver Linings Playbook merupakan sebuah film drama-komedi romantis yang ditulis dan disutradarai oleh David O. Russell. Film in merupakan film yang diadaptasi dari novel ''The Silver Linings Playbook'' karangan Matthew Quick. Film yang dirilis pada tahun 2012 ini dibintangi oleh Bradley Cooper dan Jennifer Lawrence. Robert De Niro, Jacki Weaver, Chris Tucker, Anupam Kher, dan Julia Stiles juga turut membintangi film ini.
Cooper berperan sebagai Patrick "Pat" Solitano, pria yang memiliki gangguan bipolar, yang keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal kembali bersama kedua orang tuanya (De Niro dan Weaver). Bertekad untuk mendapatkan kembali istrinya yang menjauh darinya, Pat berjumpa dengan randa bernama Tiffany Maxwell (Lawrence). Tiffany menawarkan kepada Pat bahwa ia akan membantu Pat mendapatkan kembali istrinya bila ia bersedia ikut dalam kompetisi dansa dengan Tiffany. Keduanya menjadi dekat dikarenakan latihan yang mereka jalani dan Pat, ayahnya, dan Tiffany menyusuri hubungan mereka satu dengan yang lain seiring mereka mengatasi masalah yang ada.

Poster Film ‘Silver Linings Playbook’

2.      Analisis Film
Pat Sr. memiliki penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang menyebabkan hidupnya menjadi terganggu. Pat Sr. yang seharusnya menjalani pengobatan gangguan pada dirinya tersebut. Pat tidak mau menjalani pengobatan di rehabilitas karena merasa dirinya sehat dan tidak ada gangguan. Gangguan bipolar itu selalu kambuh ketika dia mendengar lagu pernikahannya dengan istrinya karna mengingatkan akan kejadian saat istrinya selingkuh dengan guru sejarah, sesama temannya mengajar.
Pat tidak bisa mengkontrol emosinya maka dari itu dia selalu marah-marah tidak jelas dan secara tiba-tiba. Hingga akhirnya Pat bertemu dengan Tiffany, adik ipar dari sahabatnya yang memiliki penyakit depresi karna telah di pecat dari pekerjaannya dan di tinggal mati dengan suaminya.
Mereka semua adalah penderita gangguan psikologis yang punya ketidak stabilan emosi dan perilaku masing-masing. Konflik yang timbul baik secara internal dalam diri karakternya ataupun di eksternal yang muncul akibat gangguan psikologis tersebut-lah yang membuat film ini jadi jauh lebih menarik dan dinamis. Konflik antara Pat dan Tiffany jadi jauh lebih menarik karena gangguan mental mereka masing-masing. Emosi yang meledak-ledak hingga kata-kata absurd yang seringkali muncul membuat hubungan keduanya menjadi menarik. Hal yang sama berlaku pada konflik yang menyangkut Pat Sr. Dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) yang ia miliki, tingkahnya pun tidak kalah unik, dan jika ada satu hal saja yang mengganggu keteraturannya, ia akan begitu terganggu.
Karna terlalu sering bertemu dan bersama, Pat dan Tiffany akhirnya jatuh cinta. gangguan mental yang dialami oleh Pat dan Tiffany mulai membaik bukan semata-mata karena cinta, tapi berkat adanya rutinitas latihan dansa mereka. Bagi penderita gangguan emosi, kegiatan khususnya yang menguras fisik akan sangat membantu bagi mereka dalam mengontrol emosi. Jadi saya tidak sedikitpun merasa adanya anggapan cinta dapat menyembuhkan segalanya. Namun memang cinta dapat memberikan sebuah dukungan batin yang cukup kuat dalam penyembuhan penyakit mental, itulah yang saya rasakan dalam Silver Linings Playbook. Pat yang sebenarnya butuh dimengerti akhirnya menemukan Tiffany yang punya kondisi mental yang sama dengan dirinya, dan justru jadi orang yang paling mengerti Pat, dengan caranya sendiri tentunya.

3.      Pengertian Bipolar
Gangguan bipolar atau sering disebut juga dengan manicdepresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energy, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan dpresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu. Seseorang yang mengidap bipolar disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari gangguan ini. Kadang penderita yang memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi,energy dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental berkurang (episode depresi).Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik.Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya.
Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian. Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. Setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. Beberapa orang memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur hidup







4.      TIPE-TIPE BIPOLAR
Bipolar terbagi dalam 2 tipe, yaitu:

    Bipolar tipe 1, yaitu kondisi dimana ciri kutub positif dapat mencapai level tertinggi atau mania, sedangkan lebel depresi tidak terlalu dalam.
    Bipolar tipe 2, yaitu kondisi ciri depresi yang dapat sangat rendah, sedangkan kutub positifnya pada tingkat hipomania.

5.      GEJALA-GEJALA BIPOLAR
a. Gejala-gejala dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
  • Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
  • Sangat mudah dikacaukan
  • Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
  • Menjadi gelisah
  • Tidur yang sedikit
  • Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
  • Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.
b. Gejala-gejala dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
  • Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong
  • Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
  • Merasa lelah atau "slowed down"
  • Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
  • Menjadi gelisah atau teriritasi
  • Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
  • Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.
c. Gejala-gejala dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
d. Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
  1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
  2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
  3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
  4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
  1. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
  2. Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
  3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
  4. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
  5. Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.

5.      PENGOBATAN BIPOLAR
Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat. Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis. Sebagian besar penderita gangguan bipolar dapat membaik tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Perujukan ke rumah sakit biasanya dilakukan jika gejala makin parah dan dikhawatirkan perilaku penderita dapat membahayakan orang lain atau dirinya sendiri, seperti misalnya bunuh diri.

6.      PENYEBAB BIPOLAR
Hingga kini para ahli belum mengetahui penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun penyakit bipolar diduga dapat terpicu oleh beberapa faktor berikut ini:
           Adanya gangguan pada produksi atau keseimbangan zat-zat pengantar sinyal antar saraf di dalam otak, sehingga kinerja saraf yang bertugas mengatur suasana hati menjadi terganggu.
           Faktor genetika atau keturunan, mengingat sebagian besar kasus gangguan bipolar dialami oleh mereka yang juga memiliki saudara atau orang tua dengan kondisi yang sama.
Faktor pemicu lain adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami tekanan dalam hidupnya, misalnya seperti ditinggal mati oleh orang yang dicintai, perceraian, putus hubungan dengan kekasih, tekanan di dalam keluarga, sekolah, atau dunia kerja, serta pengalaman pelecehan.


























BAB 3
PENUTUP
Pat adalah seorang yang menderita gangguan kejiwaan bipolar. Dari perilakunya yang memiliki tingkat emosional yang tinggi serta berubah secara tiba-tiba. Gangguan bipolar atau sering disebut juga dengan manicdepresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan ketidaknormalan pergantian mood, energy, level aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan dpresi.
Penderita bipolar akan dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup, misalnya dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat. Rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain yang diperlukan, misalnya terapi psikologis. Pat pun juga melakukan kegiatan untuk mengurangi penyakitnya tersebut dan sekarang penyakitnya sudah mulai berkurang dengan melakukan berbagai perubahan pola hidupnya.

















DAFTAR PUSTAKA